Pages

Sabtu, 02 November 2013

Amoxicillin

Indikasi:
Amoksisilin efektif terhadap penyakit: 
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore), bronkitis, langritis. 
Infeksi saluran cerna: disentri basiler. 
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis. 
Infeksi lain: septikemia, endokarditis.

Kontra Indikasi:
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilin.

Komposisi: 
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilin trihidrat setara dengan amoksisilin anhidrat 125 mg. 
Tiap kapsul mengandung amoksisilin trihidrat setara dengan amoksisilin anhidrat 250 mg. 
Tiap kaptab mengandung amoksisilin trihidrat setara dengan amoksisilin anhidrat 500 mg. 

Cara Kerja Obat: 
Amoksisilin merupakan senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang patogen. 
Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilin adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli dan P. mirabilis. 
Amoksisilin kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase. 

Posologi: 
Dosis amoksisilin disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi. 
Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari, terbagi dalam 3 dosis. 
Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum makan. 
Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilin 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai dosis tunggal. 

Efek Samping: 
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis. 

Interkasi Obat: 
Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilin. 

Cara Penyimpanan: 
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering. 

Peringatan dan Perhatian: 
Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkan terjadinya "cross allergenicity" (alergi silang). 
Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya disebabkan: Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida), terutama pada saluran gastrointestinal. 
Hati-hati pemberia pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan sensitivitas pada bayi. 

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar